Lulusan
Seminarium Marianum diharapkan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan.
Profil yang diharapkan dari lulusan Seminarium Marianum adalah:
Sanctitas
1.
Seminaris
memiliki kedewasaan dalam hidup rohani. Artinya:
a.
Menempatkan
Kristus sebagai sumber dan pedoman hidup.
b.
Memiliki iman
yang terintegrasi dalam hidup.
c.
Menghargai dan
menghidupi sakramen, sakramentali dan devosi (secara khusus kepada Bunda Maria)
d.
Memiliki
kebiasaan membaca dan merenungkan Kitab Suci.
e.
Menghargai dan
menghidupi Tradisi doa (doa, bimbingan rohani, pemeriksaan batin dan bacaan
rohani).
f.
Terbuka kepada
bimbingan Roh serta memiliki suara hati yang jernih.
g.
Menghayati hidup
doa sebagai sumber kekuatan hidup.
2.
Seminaris
memiliki kedewasaan dalam hidup panggilan:
a.
Mampu mengambil
keputusan sesuai dengan panggilan hidupnya.
b.
Mengenal dan
mulai menghidupi tiga nasehat injil.
c.
Memiliki motivasi
murni ke arah panggilan imamat atau hidup bakti.
3.
Seminaris
berkembang dalam hidup menggereja dan masyarakat:
a.
Memiliki semangat
melayani dan rela berkorban dalam melaksanakan tugas panggilan.
b.
Memiliki
perhatian dan keprihatinan terhadap gereja dan masyarakat.
c.
Peduli terhadap
masalah-masalah ketidakadilan.
d.
Terlatih memimpin
dengan dijiwai semangat melayani dan rela berkorban.
e.
Diharapkan mulai
mengenal ketrampilan dasar dalam pastoral.
Sanitas
1.
Seminaris sehat
fisik, tidak sakit-sakitan, tahu hidup sehat atau pun menjaga kesehatan Pribadi
dan lingkungan.
2.
Seminaris sehat
secara psikologis.
a.
Bertumbuh sebagai
pribadi yang matang dan seimbang secara emosional.
b.
Memiliki self esteem dan mampu menerima diri.
c.
Memiliki
kebebasan batin/disponibilitas.
3.
Seminaris sehat
secara seksual:
a.
Tidak memilki
kecenderungan negatif dalam seksualitas.
b.
Mampu
bergaul-berelasi dengan lawan jenis secara sehat sebagai seorang calon imam
atau pun biarawan.
Simplicitas
1.
Seminaris mampu
menghayati hidup sederhana dengan fasilitas apa adanya.
2.
Seminaris
terlatih, terbiasa, atau pun mahir dalam menggunakan secara optimal
fasilitas-fasilitas yang minimal.
3.
Seminaris mampu
secara kreatif menciptakan, seturut kemampuan, sarana-sarana yang mereka
butuhkan.
4.
Seminaris mampu
ugahari dengan apa yang mereka miliki
5.
Seminaris
memiliki sifat jujur dan tulus dalam hidup dan tindakan mereka.
Societas
1.
Seminaris mampu mewujudkan
komunitas seminari sebagai convivium
atau medan hidup bersama.
2.
Seminaris mampu
menghayati hidup persaudaraan dengan sesama seminaris:
a.
Ia tidak melihat
anggota komunitas yang lain hanya sebagai teman atau pun orang lain, melainkan
sebagai saudara.
b.
Komunitas
dipandang sebagai keluarga.
3.
Seminaris mampu
berelasi dengan sesamanya secara sehat dan wajar.
4.
Seminaris mampu
menerima secara tulus dan jujur keunikan pribadi sesamanya.
5.
Seminaris mampu
mengadakan correction Fraterna untuk
mengoreksi dan mengevaluasi diri sendiri dan sesama demi peningkatan kualitas
hidup personal dan komunal.
Solidaritas
1.
Seminaris
memiliki perhatian, belas kasih dan bela rasa (empati) terhadap sesama yang
miskin dan membutuhkan bantuan.
2.
Seminaris seturut
ruang lingkup dan kemampuannya berani memperjuangkan kebenaran dan keadilan
bagi sesamanya.
3.
Seminaris
menghayati solidaritas dengan sesama yang miskin, lemah dan kekurangan melalui
penghayatan hidup sederhana.
Sapientia
1.
Seminaris mampu
memadukan secara seimbang pengolahan budi (intelektual) dengan pengolahan hati
dan rasa (afeksi) sehingga mampu menghayati hidup dengan bijak.
2.
Seminaris mampu
berpikir kritis, analitis, sintesis dan kreatif.
3.
Seminaris
memiliki tradisi membaca dan studi yang kuat.
4.
Seminaris mampu
terbuka terhadap segala informasi dunia dan mempunyai inisiatif untuk
mengembangkan pengetahuan.
5.
Seminaris mampu
menguasai bahasa asing terutama bahasa Inggris.
6.
Seminaris
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai untuk masuk ke jenjang
pendidikan berikutnya.
7.
Seminaris
diharapkan mampu menuangkan ide-idenya dalam bahasa tulisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar